motoline.id – Pasar mobil di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2024 menunjukkan dinamika yang menarik. Perubahan peringkat penjualan di antara merek-merek besar memberikan gambaran menarik tentang selera dan kebutuhan konsumen. Salah satu sorotan utama adalah keberhasilan Perodua, merek di bawah naungan Daihatsu di Malaysia, yang berhasil menyalip Honda sebagai merek mobil terlaris kedua di ASEAN, sementara Toyota tetap mempertahankan posisi teratas.
Perodua Naik Peringkat, Menjadi Ancaman Serius bagi Pesaing
Menurut data dari Marklines, Perodua mencatatkan penjualan sebanyak 358.000 unit pada tahun 2024, meningkat 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 330.000 unit. Peningkatan ini membawa Perodua naik dari posisi ketiga ke posisi kedua, menggantikan Honda yang hanya mampu menjual 303.000 unit pada periode yang sama.
Toyota tetap menjadi pemimpin pasar dengan penjualan sebanyak 752.000 unit sepanjang 2024, menunjukkan kekuatan merek Jepang ini di Asia Tenggara. Meskipun dominasi Toyota sulit ditandingi, pencapaian Perodua menunjukkan potensi besar merek nasional Malaysia tersebut dalam menggeser dominasi global di kawasan ini.
Tren Penjualan Mobil di Asia Tenggara
Yang menarik dari data penjualan tahun 2024 adalah keberhasilan Perodua dan Mitsubishi dalam mencatat pertumbuhan positif. Berbeda dengan sebagian besar merek lainnya yang mengalami penurunan, kedua merek ini berhasil mengatasi tantangan pasar dan meningkatkan angka penjualan mereka.
BYD, produsen mobil asal Tiongkok, juga berhasil masuk ke posisi sepuluh besar dengan penjualan sebanyak 52.000 unit, menggantikan Hyundai di posisi kesembilan. Sementara itu, Ford harus puas di posisi ke-10 dengan penjualan 45.000 unit, turun dari 50.000 unit pada tahun sebelumnya.
Penurunan penjualan yang dialami Ford dan beberapa merek besar lainnya mengindikasikan perubahan preferensi konsumen serta persaingan yang semakin ketat di segmen kendaraan penumpang dan SUV.
Produksi dan Pangsa Pasar Perodua
Selain penjualan, capaian Perodua dalam hal produksi juga patut diapresiasi. Perusahaan tersebut berhasil memproduksi 368.100 unit mobil pada tahun 2024, meningkatkan pangsa pasar mereka menjadi 43,8 persen. Prestasi ini menjadikan Perodua sebagai salah satu produsen mobil terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Namun, meskipun terus mencatat pertumbuhan, Perodua menetapkan target yang lebih rendah untuk tahun 2025. Perusahaan memperkirakan penurunan produksi sebesar 4,9 persen menjadi 350.000 unit, dengan target penjualan turun 3,7 persen menjadi 345.000 unit.
Strategi Masa Depan Perodua
Presiden dan CEO Perodua, Zainal Abidin Ahmad, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang mempersiapkan sejumlah strategi baru untuk menghadapi tantangan di masa depan. Salah satu fokus utama adalah pengembangan model-model baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen modern.
“Perodua berusaha menjadi lebih mandiri dalam mengembangkan produk masa depan. Kami ingin menghadirkan inovasi yang dapat menjawab kebutuhan konsumen, terutama dalam menghadapi era elektrifikasi,” ujar Zainal Abidin Ahmad.
Langkah ini sejalan dengan tren global yang mulai beralih ke kendaraan listrik (EV). Perodua juga telah memperkenalkan teaser video Ayla EV di YouTube, yang kemungkinan besar akan diluncurkan pada tahun mendatang.
Permintaan Tinggi, Produksi Perodua Melebihi Kapasitas
Meskipun target tahun depan ditetapkan lebih rendah, Perodua memulai tahun 2025 dengan kondisi yang cukup baik. Perusahaan masih memiliki 68.000 unit pesanan yang belum terpenuhi, di mana 28.000 unit di antaranya telah memiliki surat perjanjian tanpa stok yang tersedia.
Hal ini menunjukkan tingginya permintaan terhadap produk Perodua, meski kapasitas produksi mereka sudah melampaui batas normal. Strategi Perodua untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memperkenalkan model baru diharapkan dapat membantu perusahaan memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Keberhasilan Perodua di pasar mobil Asia Tenggara menjadi bukti bahwa merek lokal dapat bersaing dengan raksasa global. Dengan strategi yang tepat dan fokus pada inovasi, Perodua tidak hanya berhasil menyalip Honda tetapi juga memperkuat posisinya di pasar regional.
Tahun 2025 akan menjadi tantangan baru bagi Perodua, terutama dengan target penurunan produksi dan penjualan. Namun, jika perusahaan terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi pesaing serius bagi Toyota di masa depan.