Arsenio Al Ghifari Podium MX2 di Wonosobo Meski Terjatuh 5 Kali, CRF250R Tetap Tangguh di Trek Neraka!

Arsenio Al Ghifari

motoline.id – Seri pembuka Kejurnas Motocross 2025 langsung menghadirkan drama penuh lumpur dan ketegangan! Bertempat di Sirkuit Akarmas Sumbing Mountain, Wonosobo sabtu-minggu (12-13/4), pebalap muda andalan Astra Honda Racing Team (AHRT), Arsenio Al Ghifari, sukses meraih posisi ketiga (P3) di kelas MX2 Race 1. Hasil ini diraih bukan dengan mudah—Arsenio sempat terjatuh sebanyak lima kali sepanjang balapan!

Balapan yang berlangsung hari Minggu tersebut menghadirkan tantangan luar biasa setelah hujan deras mengguyur sirkuit pegunungan. Tanah menjadi lembek dan berlumpur, menciptakan trek yang sangat teknikal dan berbahaya. Namun Arsenio berhasil menunjukkan semangat juang dan kontrol motor yang luar biasa hingga naik podium.

Read More

Hujan Deras, Trek Lumpuh, Tapi Balapan Tetap Jalan

Tak ada yang menyangka, hujan lebat yang turun hanya satu jam sebelum balapan justru menjadi bumbu utama race pembuka ini. Ruts (alur ban) yang dalam dan permukaan tanah yang lengket menyulitkan hampir semua pebalap. Bahkan beberapa bagian sirkuit harus dipotong (bypass) karena terlalu licin dan berbahaya.

Meski kondisi tak ideal, panitia tetap melanjutkan Race 1. Tim teknis AHRT memilih ban tipe mid-soft, menyesuaikan dengan permukaan trek yang licin tapi masih memiliki lapisan keras di bagian dasar lintasan. Strategi ini cukup efektif, meski tetap menyisakan risiko tinggi kehilangan traksi.

Dari awal balapan, Arsenio sudah terlihat berusaha menjaga ritme dan kecepatan, meskipun kondisi lintasan jauh dari kata normal. Tapi kenyataan di lapangan berkata lain—dalam sepanjang balapan, Arsenio sempat terjatuh hingga lima kali! “Kondisi cuaca yang berubah-ubah membuat kondisi trek menjadi cukup ekstrem,” ungkap Arsenio usai balapan.

“Beberapa kali saya kehilangan grip dan terpeleset saat mencoba masuk ruts. Tapi saya tetap berusaha bangkit dan menyelesaikan balapan.”

Mentalitas bertanding Arsenio benar-benar diuji. Namun ia menunjukkan kualitas sebagai pebalap profesional dengan terus bangkit dari insiden dan menyelesaikan balapan dengan hasil terbaik. Ia berhasil finis ketiga dan membawa pulang podium pertama musim ini untuk AHRT.

Race 2 Batal, Peluang Hilang

Sayangnya, kesempatan Arsenio untuk tampil lebih maksimal di Race 2 harus kandas. Kerusakan trek yang makin parah, ditambah kabut yang turun di sore hari, membuat pihak penyelenggara memutuskan membatalkan Race 2 kelas MX2. “Saya cukup kecewa karena Race 2 dibatalkan. Saya merasa masih punya energi dan kecepatan untuk tampil lebih baik,” kata Arsenio. “Tapi saya menghargai keputusan penyelenggara karena keselamatan tetap yang utama. Mudah-mudahan di seri berikutnya saya bisa tampil lebih maksimal.”

Pembatalan Race 2 memang merugikan banyak pebalap, tapi keselamatan tetap jadi pertimbangan utama. Beberapa bagian trek sudah sangat rusak, bahkan nyaris tak bisa dilewati.

Salah satu faktor penting di balik keberhasilan Arsenio adalah ketangguhan motor tunggangannya, Honda CRF250R. Motor ini memang sudah lama dikenal sebagai motor cross kelas 250cc dengan handling tajam dan suspensi empuk yang cocok untuk medan teknikal.

Meskipun mengalami jatuh berkali-kali, performa CRF250R tetap stabil dan tangguh. Mesin tidak kehilangan tenaga, dan rangka tetap kokoh meskipun beberapa kali menghantam lumpur dan ruts.

Kombinasi skill pebalap dan performa motor jadi kunci keberhasilan Arsenio mengamankan podium di race penuh drama ini.

Buat Arsenio, seri perdana ini bukan hanya tentang podium. Ini adalah pembuktian bahwa pebalap muda Indonesia siap bersaing dalam kondisi apa pun. “Saya belajar banyak dari seri ini. Kondisi lintasan yang sangat teknikal benar-benar menguji mental dan teknik saya. Tapi saya bangga bisa menyelesaikan balapan dan membawa pulang hasil yang positif untuk tim,” ujarnya.

Dengan tujuh seri tersisa di kalender Kejurnas MX 2025, Arsenio mengaku sudah tak sabar untuk tampil di seri berikutnya. “Saya dan tim akan evaluasi dan persiapkan diri lebih matang. Target saya adalah tampil konsisten dan semoga bisa meraih gelar nasional musim ini,” tutupnya dengan optimis.

Setelah Wonosobo, seri kedua Kejurnas Motocross 2025 akan digelar di Pinrang, Sulawesi Selatan pada bulan Juli mendatang. Trek dengan karakteristik yang sangat berbeda menanti para pebalap.

Pinrang dikenal dengan trek cepat dan berdebu, sangat kontras dengan trek basah dan licin seperti di Wonosobo. Arsenio pun diperkirakan akan lebih bisa memaksimalkan kecepatannya tanpa gangguan faktor cuaca ekstrem.

Persiapan teknis dan fisik pun menjadi fokus tim AHRT dalam menyambut seri kedua tersebut. Setelah hasil memuaskan di pembuka, tekanan kini ada pada Arsenio untuk menjaga konsistensi di race selanjutnya.

Arsenio Al Ghifari bukanlah nama baru di kancah balap motor tanah air. Pebalap muda ini adalah produk pembinaan balap Honda yang telah menorehkan berbagai prestasi di kategori motocross dan road race sejak usia belia.

Ketangguhannya tak hanya terlihat dari teknik di atas motor, tapi juga dari ketenangan dalam menghadapi tekanan. Mampu tetap fokus dan finish podium setelah terjatuh lima kali adalah bukti bahwa Arsenio punya mental juara.

Meski harus menghadapi kondisi trek yang brutal, hujan lebat, hingga jatuh lima kali, Arsenio Al Ghifari tetap berhasil membawa pulang podium ketiga di Race 1 MX2 Wonosobo. Balapan ini menjadi pembuktian semangat juang, teknik mumpuni, dan tekad baja dari pebalap muda Astra Honda Racing Team.

Dengan tujuh seri tersisa di kalender Kejurnas Motocross 2025, Arsenio masih punya peluang sangat besar untuk mengejar gelar juara nasional. Seri di Wonosobo hanyalah awal—dan Arsenio sudah membuktikan bahwa ia bukan sekadar pebalap muda biasa, tapi calon juara nasional yang harus diperhitungkan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *