Dominasi Pabrikan Jepang di MotoGP Kapan Akan Kembali? Ini Analisanya

Dominasi Pabrikan Jepang di MotoGP

motoline.id – Berita bahwa Repsol akan mengakhiri kemitraan selama 30 tahun dengan tim pabrikan Honda di akhir musim 2024 menjadi salah satu contoh terbesar bagaimana keseimbangan kekuatan di MotoGP telah bergeser secara dramatis di era 2020-an, dominasi pabrikan Jepang di MotoGP sudah mulai tergerus dan bergeser ke pabrikan eropa.

Kemenangan Honda terakhir pada tahun lalu melalui Alex Rins di Circuit of the Americas (COTA) menjadi satu-satunya kemenangan bagi pabrikan Jepang yang tersisa, setelah Suzuki secara mengejutkan keluar dari MotoGP di akhir 2022. Yamaha juga menghadapi nasib yang sama, di mana mereka belum meraih kemenangan sejak 2022. Hal ini semakin mempertegas bahwa kekuatan dominasi MotoGP kini telah berpindah dari pabrikan Jepang ke Eropa.

Read More

Sejak akhir 2022, Ducati menjadi kekuatan dominan, memenangkan hampir semua seri grand prix pada 2023 dan kembali mengamankan gelar juara dunia melalui Francesco Bagnaia. Di sisi lain, Aprilia juga meraih kemenangan di COTA, namun Ducati tetap memegang kendali podium.

Honda dan Yamaha terus berjuang menggunakan konsesi yang diberikan kepada mereka pada akhir 2023 untuk mengembangkan motor mereka, namun hasilnya belum menunjukkan perkembangan signifikan. Yamaha, setidaknya, telah beberapa kali berhasil menembus 10 besar pada balapan hari Minggu, sementara Honda belum berhasil mencapai prestasi tersebut.

Namun, perubahan besar akan terjadi pada 2025, ketika Yamaha akan bermitra dengan Pramac Racing untuk menurunkan Miguel Oliveira dan Jack Miller, serta mempercepat pengembangan motor mereka. Di sisi lain, Honda tampak terjebak dengan konsep RC213V mereka yang sempat dianggap menjanjikan, namun ternyata gagal memberikan hasil yang diharapkan.

Sementara itu, Yamaha tampaknya telah menyiapkan langkah strategis dengan mencoba berbagai peningkatan pada mesin, aerodinamika, dan sasis. Meskipun belum memberikan hasil besar, Yamaha tampak lebih adaptif dibandingkan Honda dalam merespons tantangan teknis musim ini. Kabar menarik muncul ketika Yamaha dilaporkan sedang mengembangkan mesin V4 modern untuk pertama kalinya, menggantikan mesin inline-four yang telah menjadi andalan mereka selama ini.

Perubahan dari inline-four ke V4 ini merupakan langkah signifikan bagi Yamaha, mengingat mesin V4 dianggap lebih bertenaga dibandingkan inline-four. Selama ini, Yamaha selalu mengandalkan kelincahan dan keseimbangan pada motor mereka, namun keluhan para pembalap terhadap handling dan grip motor M1 tahun ini menunjukkan bahwa perubahan diperlukan. Dengan bantuan Luca Marmorini, mantan kepala mesin Toyota dan Ferrari di Formula 1, Yamaha berusaha memperkuat performa mesin mereka.

Langkah ini juga selaras dengan peraturan MotoGP yang akan beralih ke mesin 850cc pada 2027. Jika Yamaha dapat mengembangkan mesin V4 dengan baik pada 2025, mereka bisa mendapatkan keuntungan besar ketika regulasi baru tersebut mulai berlaku. Namun, perubahan ini tidak akan langsung mengangkat Yamaha ke puncak klasemen. Ini lebih merupakan sinyal bahwa Yamaha telah mulai membuka diri terhadap perubahan, yang selama ini sering dihalangi oleh mentalitas tradisional Jepang.

Langkah Yamaha ini, jika berhasil, bisa menjadi awal kebangkitan mereka di MotoGP, dan mungkin menjadi pelajaran bagi Honda, yang saat ini masih berjuang untuk menemukan jalan keluar dari krisis performa yang mereka alami. Tentunya dengan inovasi yang dilakukan dominasi pabrikan Jepang di MotoGP diharapkan akan kembali tercipta, kita tunggu saja.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *