motoline.id – Bos Ducati, Davide Tardozzi, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi yang dialami oleh Francesco Bagnaia di MotoGP 2024. Meskipun Bagnaia memenangkan delapan seri MotoGP musim ini, ia masih berada di posisi kedua klasemen, tertinggal 10 poin di belakang Jorge Martin. Tardozzi menyebut situasi ini sebagai “luka terbuka” bagi tim Ducati.
Persaingan perebutan gelar juara dunia MotoGP 2024 kini sepenuhnya berfokus pada dua pembalap, yakni Jorge Martin dan Francesco Bagnaia. Bagnaia meraih kemenangan kedelapannya musim ini di GP Jepang, sebuah prestasi yang membuatnya sejajar dengan legenda MotoGP seperti Casey Stoner, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez di era modern.
Namun, meskipun Martin baru memenangkan tiga balapan musim ini, ia tetap memimpin klasemen sejak GP Aragon bulan lalu. Bagnaia, sang juara dunia dua kali, harus berjuang keras sebagai pengejar di klasemen. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh tujuh kali gagal finis (DNF) yang dialaminya musim ini, sementara Martin hanya mencatatkan empat kali gagal meraih poin.
Dalam sebuah wawancara dengan GPOne.com, Tardozzi menyatakan, “Sungguh paradoks bahwa Pecco telah memenangkan delapan balapan, sedangkan Jorge hanya tiga, namun Pecco masih tertinggal 10 poin di klasemen. Ini adalah luka terbuka, tetapi saya yakin Bagnaia memahami situasinya dan akan mampu memberikan kebanggaan yang layak bagi dirinya sendiri dan tim.”
Dengan empat balapan tersisa, Ducati telah memastikan diri sebagai juara konstruktor untuk musim ini. Tim juga dipastikan akan meraih gelar pembalap untuk tahun ketiga berturut-turut. Namun, siapa yang akan memenangkan gelar individu masih menjadi tanda tanya besar, dengan Martin dan Bagnaia yang keduanya memiliki peluang besar.
Tardozzi juga menegaskan bahwa siapapun yang akan memenangkan gelar tahun ini sangat pantas mendapatkannya. “Tahun ini, lebih dari sebelumnya, siapa pun yang memenangkan gelar akan layak mendapatkannya. Dan bagi yang berada di posisi kedua, itu bukanlah sebuah kekalahan, melainkan sebuah pencapaian besar,” tambahnya.
Ia juga menyoroti hubungan saling menghormati antara Bagnaia dan Martin, terutama karena keduanya memahami kekuatan satu sama lain. Bagnaia sendiri tidak gentar menghadapi Martin di Valencia, yang merupakan trek andalan bagi Jorge. Pertarungan menuju gelar ini masih terbuka lebar, dan siapapun yang menang akan pantas meraih kejayaan tersebut.***