motoline.id – Manuver Enea Bastianini yang memaksa Jorge Martin keluar lintasan pada lap terakhir MotoGP Emilia-Romagna 2024 tidak layak dikenakan sanksi, menurut beberapa ahli MotoGP. Pembalap Ducati pabrikan tersebut berhasil mengklaim kemenangan setelah kontak fisik dengan Jorge Martin dari tim Pramac, yang akhirnya membuat Martin melintas di posisi kedua dengan rasa penyesalan.
Hasil balapan di Misano ini memunculkan berbagai pandangan dari pakar, namun secara keseluruhan, manuver Enea Bastianini tersebut dianggap sebagai bagian dari balapan keras. Simon Crafar, yang akan menjadi ketua Stewards MotoGP tahun depan, mengomentari insiden tersebut dengan mengatakan, “Saat pertama kali melihatnya, tentu saja Anda akan marah jika berada di posisi yang dirugikan. Namun, secara pribadi, saya menyukainya! Itu adalah balapan keras yang sebenarnya.”
Crafar menjelaskan bahwa jika Stewards melarang manuver seperti itu, terutama di bagian lintasan yang paling lambat dan aman, itu justru akan merusak esensi dari balapan. Menurutnya, sebagai mantan pembalap, langkah Bastianini di tikungan yang paling lambat, di mana ada area run-off, adalah keputusan tepat untuk menekan lawannya tanpa membuatnya jatuh.
Neil Hodgson, pakar dari TNT Sports, juga setuju bahwa ada ruang untuk Bastianini dalam menyalip. “Apakah ada ruang? Ya, sedikit saja. Ini adalah balapan,” ujarnya. Michael Laverty menambahkan, “Dari sudut pandang Bastianini, itu adalah langkah yang indah, namun tentu buruk bagi Martin yang menjadi korban.”
Laverty menyoroti bahwa Martin, yang memimpin balapan hampir sepanjang jalur, tidak diberi kesempatan untuk melakukan balasan. Menurutnya, hal tersebut yang membuat Martin merasa dirugikan, apalagi kehilangan lima poin yang sangat berarti. Namun, Bastianini, yang berlomba di kampung halamannya, pasti akan mempertaruhkan segalanya untuk menang, sehingga menurut Laverty, insiden ini harus dianggap sebagai “insiden balapan” tanpa perlu ada hukuman.
Hodgson kemudian menggambarkan manuver tersebut sebagai “sedikit kotor,” tetapi di tingkat MotoGP, aksi seperti itu adalah bagian dari kompetisi. “Apakah Jorge Martin akan melakukan hal yang sama? Tentu saja akan. Valentino Rossi di masa jayanya juga pasti akan melakukannya, begitu juga dengan Mick Doohan atau Kevin Schwantz.”
Namun, Laverty juga menambahkan bahwa jika Martin sampai terjatuh akibat manuver Bastianini, sanksi pasti akan diberikan. “Jika Martin jatuh, itu pasti layak dihukum,” ujarnya, namun faktanya Martin tetap bertahan di lintasan.
Meskipun menunjukkan gestur marah saat balapan, Martin tetap menunjukkan sikap sportif di parc ferme. Dia berbicara dengan hormat kepada Bastianini meskipun memiliki pandangan yang berbeda terkait insiden tersebut. Laverty memuji Martin atas kesediaannya menerima kekalahan dengan lapang dada, meski jelas bahwa rasa marahnya belum sepenuhnya hilang.
“Tidak banyak pembalap yang mampu menerima kekalahan seperti itu dan tetap bersikap sportif,” kata Laverty. Dia menambahkan bahwa meskipun ada rivalitas antara Martin dan Bastianini, khususnya karena Martin merasa pantas mendapatkan kursi pabrikan Ducati, keduanya tetap memiliki rasa saling menghormati.
Secara keseluruhan, meskipun insiden ini diperdebatkan, para pakar sepakat bahwa Bastianini menunjukkan performa yang luar biasa di Emilia-Romagna. Dia berhasil mempertahankan ritme balapnya setelah melewati Pecco Bagnaia, dan mampu menantang Martin hingga lap terakhir. Balapan ini memperlihatkan bahwa Bastianini memiliki kemampuan dan keberanian untuk bertarung di level tertinggi MotoGP.***