motoline.id – Francesco Bagnaia telah membuktikan dirinya sebagai pembalap utama di tim pabrikan Ducati. Setelah meraih gelar juara dunia MotoGP pada tahun 2022 dan 2023, Bagnaia tidak hanya menunjukkan keunggulan di lintasan, tetapi juga kemampuannya untuk membangun lingkungan yang kondusif di tim Ducati Lenovo. Lingkungan ini memungkinkan dia tetap tenang dan fokus, yang menjadi faktor penting dalam pencapaiannya.
Kemenangan Bagnaia di Grand Prix Austria baru-baru ini menjadi bukti sinergi yang kuat antara Bagnaia dan timnya. Dalam konferensi pers setelah balapan, Bagnaia berbicara tentang suasana positif di dalam tim, menggambarkan bagaimana kerjasama antara dia dan rekan setimnya, Enea Bastianini, telah menjadi kunci sukses.
Bagnaia mengatakan, “Saat ini, kami berada dalam salah satu momen terbaik. Tim ini fantastis, bukan dua tim, tetapi satu tim yang bekerja bersama. Saya sering bertanya banyak hal kepada Enea setiap hari, dan kerja sama kami sangat luar biasa.” Bagnaia mengilustrasikan betapa pentingnya hubungan ini, terutama dalam pengambilan keputusan yang cepat dan strategis di lintasan, seperti ketika dia meminta pendapat Bastianini tentang ban depan saat latihan di Austria.
Namun, pujian Bagnaia terhadap kerjasama tim juga mengandung pesan penting yang tersirat kepada Ducati. Kehadiran Marc Marquez, yang kemungkinan akan bergabung dengan Ducati pada musim berikutnya, berpotensi menjadi ancaman terhadap harmoni yang telah Bagnaia bangun bersama tim. Marquez, dengan enam gelar juara dunia MotoGP, adalah pembalap yang sangat berbakat, tetapi kehadirannya bisa mengubah dinamika tim.
Ducati selama ini dikenal dengan motor Desmosedici yang dapat diandalkan oleh berbagai pembalap untuk meraih kemenangan. Dalam beberapa tahun terakhir, motor ini telah memenangkan balapan dengan tujuh pembalap berbeda, termasuk Bagnaia. Ini sangat kontras dengan situasi di Honda, di mana pengembangan RC213V lebih terfokus pada kebutuhan Marquez, seringkali dengan mengorbankan rekan setimnya.
Bagnaia khawatir bahwa kehadiran Marquez dapat mengganggu keseimbangan tim Ducati. Dia menginginkan agar Ducati mempertahankan lingkungan kolaboratif yang telah membawa mereka mendominasi MotoGP. Bagnaia secara tidak langsung menegaskan bahwa Marquez harus beradaptasi dengan budaya kerja di Ducati, bukan sebaliknya. Jika tidak, keberhasilan Ducati dalam beberapa tahun terakhir bisa terancam.
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Marquez akan mampu beradaptasi dan bekerja sesuai dengan tuntutan tim Ducati, atau apakah dia akan membawa disrupsi yang dapat mengganggu stabilitas yang sudah ada. Jawabannya hanya akan terungkap seiring berjalannya waktu, namun satu hal yang jelas: Bagnaia ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di tim Ducati, dan untuk itu, harmoni dalam tim adalah kunci utama.***