Temuan Terbaru Emisi Kendaraan Listrik Lebih Berbahaya Dari Mobil Konvensial!

Virginia Tech

motolineid.com – Ketika kita membicarakan masa depan mobilitas, tidak ada yang mendominasi perdebatan seperti mobil listrik. Ini adalah tonggak teknologi yang diharapkan untuk merubah wajah transportasi global dan mengurangi jejak karbon kendaraan bermesin pembakaran internal. Namun, sebuah opini yang mengejutkan yang muncul di Wall Street Journal baru-baru ini telah mencetuskan pertanyaan baru tentang kebersihan emisi kendaraan listrik.

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2022 dan kembali menjadi perdebatan yang memanas, mobil listrik diduga melepaskan lebih banyak emisi beracun daripada kendaraan konvensional. Studi ini menemukan bahwa rem dan ban mobil listrik melepaskan 1.850 kali lebih banyak materi partikulat dibandingkan dengan knalpot mobil yang dilengkapi dengan filter emisi. Alasan di balik temuan ini cukup mengejutkan: mobil listrik cenderung lebih berat dan mengakibatkan ausnya rem dan tapak ban dengan cepat, menghasilkan partikel-partikel kecil yang seringkali beracun ke atmosfer.

Read More

Namun, ketika kita menggali lebih dalam, gambarannya menjadi lebih kompleks. Hesham Rakha, seorang profesor di Virginia Tech, memperingatkan bahwa studi tersebut hanya “sebagian benar.” Meskipun mobil listrik mungkin lebih berat, perbedaan dalam emisi partikulat dari ban menjadi terdistorsi oleh faktor-faktor lain, seperti komposisi ban dan ukuran kendaraan.

Rakha dan timnya di Virginia Tech sedang melakukan uji lapangan untuk mencari tahu seberapa besar perbedaan sebenarnya antara emisi ban mobil listrik dan mobil konvensional. Mereka menemukan bahwa kemungkinan besar tidak akan ada perbedaan besar antara keduanya, dengan perbedaan diperkirakan hanya sekitar 20 persen.

Namun, hal yang perlu diingat adalah bahwa mobil listrik bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah lingkungan. Meskipun mereka tidak mengeluarkan emisi langsung saat digunakan, produksi dan pembuangan baterai lithium-ion mereka dapat menghasilkan emisi yang signifikan. Baterai mobil listrik, yang beratnya sekitar 453 kg, dapat menghasilkan emisi ban yang hampir 400 kali lebih banyak daripada emisi knalpot. Ini menyoroti perlunya pendekatan holistik untuk mobilitas berkelanjutan.

Efek dari komposisi ban juga merupakan faktor yang penting. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ban, baik itu karet sintetis dari minyak bumi atau karet alami dengan aditif yang mungkin karsinogen, dapat mempengaruhi kualitas udara dan lingkungan secara keseluruhan.

Meskipun begitu, kita harus tetap fokus pada pengembangan teknologi yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan. Mobil listrik, bersama dengan terobosan dalam teknologi baterai dan energi terbarukan, tetap menjadi bagian penting dari perjalanan kita menuju masa depan yang lebih hijau.

Jadi, apakah mobil listrik benar-benar lebih buruk daripada kendaraan konvensional? Jawabannya tidak begitu sederhana. Kita harus melihat gambaran secara keseluruhan dan terus berusaha untuk meningkatkan teknologi dan praktik-praktik yang dapat membawa kita menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Related posts