motolineid.com – Impian Bagnaia memang cukup dia ingin menjadi penguasa di dua dunia, maksudnya pembalap Italia ini ingin juara di kelas MotoGP dan juga berjaya di Kelas World Superbike.
Di usia yang baru menginjak 26 tahun, Francesco “Pecco” Bagnaia telah mencatat prestasi luar biasa dalam dunia balap motor. Tak hanya berhasil meraih dua gelar MotoGP, tetapi juga menjadi bintang utama tim Ducati yang mengukir sejarah dengan dua kejuaraan World Superbike terakhir bersama Alvaro Bautista. Namun, yang membuat Bagnaia semakin istimewa adalah ambisinya yang tak terbatas, yaitu impiannya untuk menjadi raja dalam dua kategori: prototipe dan produksi.
Berbicara tentang keinginan dan impian Bagnaia untuk meraih sukses di dunia World Superbike, dengan rendah hati dia mengungkapkan pemikirannya, “Saya suka melihat angka dan statistik di akhir musim, Wikipedia adalah halaman yang sering saya konsultasikan! Saya juga ingin menang di Superbike, tapi masih ada waktu.” Pernyataan ini mencerminkan hasratnya untuk memperkaya karirnya dengan meraih prestasi di berbagai kelas balap.
Bagnaia, sebagai pebalap MotoGP pertama yang mempertahankan nomor start 1 sejak Mick Doohan pada tahun 1998, bukanlah hanya pembalap biasa. Ia memiliki tekad untuk menciptakan sejarah baru, menjadi sosok yang merajut prestasi di MotoGP dan World Superbike. Sebuah tantangan besar, namun bagi Bagnaia, tantangan adalah bahan bakar untuk semangatnya yang berkobar.
Dalam mengincar gelar kelas premier ketiganya pada tahun 2024, Bagnaia berada di jalur yang tak lazim. Dia bukan hanya mencari kesuksesan dalam satu kelas, melainkan mencoba menembus batas sebagai pebalap yang dapat meraih kejayaan di dua dunia berbeda: MotoGP dan World Superbike.
Sejarah mencatat beberapa pebalap yang telah mencoba peruntungan ganda ini, seperti Troy Bayliss, Colin Edwards, Nicky Hayden, James Toseland, dan Ben Spies. Namun, dalam perjalanan yang mencapai puncak itu, nama Max Biaggi menjadi sorotan. Biaggi, dengan empat gelar 250GP dan dua mahkota WorldSBK, juga menjadi runner-up kejuaraan dunia 500cc/MotoGP pada tahun 1998, 2001, dan 2002. Prestasi luar biasa ini menunjukkan bahwa impian Bagnaia untuk menjadi penguasa dua dunia tidaklah terlalu jauh dari jangkauan.
Meski masih di awal karirnya, Francesco Bagnaia mungkin adalah pionir berikutnya yang merajut sejarah sebagai pebalap yang mampu mengangkat trofi di lintasan MotoGP dan World Superbike. Ambisi, dedikasi, dan semangat juangnya membuka pintu untuk memperluas cakrawala dunia balap motor, dan bukanlah hal yang tidak mungkin melihat namanya bersinar di dua dunia sekaligus