Honda Sempat Ingin Menjadikan Marc Marquez Dan Casey Stoner Dalam Satu Tim, Tapi Tidak Terwujud. Ini Penyebabnya

Marc Marquez Dan Casey Stoner

motoline.id – Livio Suppo, mantan pemimpin tim Honda di MotoGP, baru-baru ini merenungkan hampir terwujudnya pasangan pembalap ikonik Marc Marquez dan Casey Stoner di tim Repsol Honda. Di bawah kepemimpinannya, Honda mendominasi dunia MotoGP, meraih gelar juara melalui Stoner dan kemudian Marquez. Namun, menggabungkan dua talenta luar biasa ini dalam satu tim tetap menjadi salah satu duo paling menarik yang tidak pernah terwujud.

Impian yang Nyaris Terwujud

Suppo mengungkapkan kepada Relevo bahwa tujuan Honda adalah membentuk “dream team” dengan Marquez dan Stoner. “Masing-masing berbeda, masing-masing memiliki karakter sendiri,” kata Suppo. “Tapi sangat menarik karena mereka semua adalah pembalap yang selalu memberikan yang terbaik dan memiliki bakat yang luar biasa. Ketika Anda bersemangat tentang sepeda motor, melihat mereka di trek memberikan banyak kepuasan.”

Read More

Sayangnya, pensiun mendadak Stoner dari MotoGP pada usia 27 tahun menghancurkan harapan untuk memasangkannya dengan Marquez. Ide untuk menyatukan mereka di tim Repsol Honda muncul pada tahun 2013, tahun debut Marquez. Namun, Marquez datang bersama Dani Pedrosa dan memenangkan kejuaraan di percobaan pertamanya.

Pujian untuk Dani Pedrosa

Meskipun gagal menyatukan Marquez dan Stoner, Suppo memuji kontribusi Pedrosa yang berukuran kecil namun memiliki talenta besar. “Dengan ukuran fisik Pedrosa, apa yang dia dan motor lakukan sangat sulit,” kata Suppo. “Itulah yang menunjukkan bahwa dia memiliki bakat luar biasa dan sensitivitas khusus.” Namun, Pedrosa mengakhiri kariernya sebagai pembalap MotoGP paling sukses tanpa gelar juara.

Refleksi Suppo

Suppo percaya bahwa ketidakberuntungan dan kurangnya peluang adalah penyebab utama kegagalan Pedrosa meraih gelar. “Saya pikir itu adalah masalah kesempatan,” katanya. “Meskipun demikian, Dani memiliki karier olahraga yang luar biasa. Dia memiliki jutaan penggemar di seluruh dunia karena semua orang memahami betapa sulitnya apa yang dia lakukan.”

Selain itu, Suppo juga mengenang hubungan dekatnya dengan Nicky Hayden. “Dari semua pembalap yang pernah saya bekerja sama, pasti yang memiliki persahabatan paling dekat adalah Nicky Hayden,” ujar Suppo. “Saya selalu berusaha untuk tidak menjadi teman dekat karena saya percaya bahwa, jika Anda adalah bos tim, Anda harus tahu bagaimana memisahkan persahabatan dari profesionalisme. Tapi, kemudian, misalnya, sekarang saya adalah teman Capirossi, saya sering berbicara dengan Pedrosa.”

Meski nyaris terwujud, duet antara Marc Marquez dan Casey Stoner di Honda tetap menjadi salah satu skenario yang paling diimpikan dalam sejarah MotoGP. Kombinasi dari dua pembalap dengan karakter dan bakat luar biasa ini mungkin akan menjadi pemandangan yang menakjubkan di trek. Namun, perjalanan masing-masing pembalap, seperti karier Dani Pedrosa dan persahabatan Suppo dengan Nicky Hayden, menunjukkan bahwa meskipun tidak semua impian terwujud, setiap perjalanan dalam dunia balap memiliki kisah dan kenangan yang tak terlupakan.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *