motolineid.com – MotoGP, sebuah ajang balap paling bergengsi di dunia, menjadi sorotan pembalap legendaris Casey Stoner. Juara dunia 2007 dan 2011 ini berbicara tentang keinginannya untuk melihat perubahan radikal dalam olahraga ini, Casey Stoner kritik teknologi canggih yang saat ini mendominasi MotoGP.
Stoner, yang dikenal dengan kontrol throttle-nya yang legendaris, merasa bahwa MotoGP telah menjadi ajang kejuaraan bagi para insinyur daripada pembalap. Dalam pandangannya, terlalu banyak kontrol elektronik telah merampas kebebasan para pembalap untuk mengontrol sepeda motor mereka sendiri.
“Saat ini, para insinyur mengendalikan semua yang mereka lakukan. Singkirkan semuanya! Ini cukup sederhana,” tegas Stoner.
Pernyataannya mengundang pertanyaan kritis terkait arah teknologi di MotoGP saat ini. Stoner memandang bahwa terlalu banyaknya kontrol elektronik, termasuk perangkat seperti kontrol traksi dan perangkat ride-height, telah mengurangi esensi balapan sepeda motor.
“Sekarang faktor utamanya adalah pengereman dan entry. Kecelakaan yang kita lihat sekarang, mereka harus mengambil lebih banyak risiko pada satu elemen [pengereman], daripada mengatasi masalah, menemukan cengkeraman lebih dari yang lain,” ungkap Stoner.
Pembalap berusia 38 tahun ini juga menginginkan pengembalian kendali kepada para pembalap. Menurutnya, kembalikan kebebasan untuk membuat kesalahan, bergerak sedikit, dan bergoyang di lintasan. Hal ini, menurut Stoner, akan mengembalikan esensi seni mengendarai sepeda motor.
“Saya ingin melihatnya. Biarkan mereka meluncur,” tambahnya dengan semangat.
Stoner juga menyatakan keprihatinannya tentang “kebangkitan mesin” dan cara ini membatasi area di mana pembalap dapat membuat perbedaan, terutama dalam titik pengereman. Dengan perangkat-perangkat modern, modulasi pengereman menjadi lebih sulit, dan risiko kecelakaan meningkat.
Sebagai solusi, Stoner menyarankan pengurangan penggunaan teknologi canggih seperti perangkat ride-height dan perangkat lain yang merampas kendali pembalap. Menurutnya, ini akan memberikan kembali kontrol kepada para pembalap dan mengembalikan sentuhan seni dalam mengendarai sepeda motor.
Pernyataan kontroversial Stoner mungkin mengguncang dunia MotoGP, tetapi juga membuka diskusi yang penting tentang arah teknologi dan filosofi balapan. Apakah MotoGP akan mengikuti saran dari juara dunia ini atau tetap mempertahankan tren teknologi canggihnya, hanya waktu yang akan memberikan jawabannya.
Sementara pabrikan MotoGP sedang merundingkan aturan teknis untuk kontrak lima tahun ke depan dengan Dorna, mungkin saatnya bagi olahraga ini untuk merenung dan memutuskan arah yang benar: apakah kembali ke akar balapan atau terus melangkah maju dalam era teknologi