motoline.id – Bagi pecinta motor dua tak di Indonesia, nama Yamaha RX King sudah menjadi legenda. Motor ini tidak hanya dikenal dengan suara khasnya yang garang, tetapi juga tenaganya yang buas di jalanan. Namun, di balik performa luar biasanya, ada satu detail teknis yang sering membuat penasaran para penggemarnya, yakni ukuran stroke Yamaha RX King.
Sejarah Singkat RX King di Indonesia
Yamaha RX King pertama kali hadir pada era 1980-an sebagai penerus dari RX series. Motor ini dengan cepat merajai jalanan berkat performa mesin 135 cc dua tak yang sanggup menghasilkan tenaga besar di kelasnya.
Julukan “Raja Jalanan” melekat karena RX King tidak hanya menjadi favorit pengguna harian, tetapi juga identik dengan dunia balap liar dan modifikasi. Bahkan hingga saat ini, meski sudah berhenti produksi sejak 2009, harga RX King tetap tinggi dan dicari kolektor.
Ukuran Stroke Yamaha RX King
Secara teknis, Yamaha RX King memiliki ukuran bore x stroke 58 mm x 50 mm. Dengan konfigurasi ini, RX King termasuk mesin dengan karakter oversquare, karena diameter piston (bore) lebih besar dibandingkan langkah piston (stroke).
Karakter oversquare ini sangat berpengaruh pada performa RX King, karena membuat mesin lebih mudah berputar di RPM tinggi. Hasilnya, motor mampu menghasilkan tenaga besar dan respons gas yang cepat—ciri khas yang membuat pengendara selalu terkesima.
Keunggulan Mesin Oversquare RX King
Dengan ukuran stroke yang lebih pendek dibandingkan bore, Yamaha RX King memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya spesial:
- Tenaga Besar di Putaran Atas
Mesin oversquare memungkinkan RX King berputar lebih tinggi tanpa kehilangan tenaga. Tidak heran jika motor ini digandrungi para pecinta kecepatan. - Akselerasi Agresif
Karakter bore besar dan stroke pendek menghasilkan tarikan spontan, cocok untuk balapan atau sekadar memacu adrenalin di jalanan. - Daya Tahan Mesin
RX King terkenal bandel karena konstruksi mesinnya sederhana namun kuat. Meski dipacu keras, performanya tetap stabil.
Perbandingan dengan Motor 2-Tak Lain
Jika dibandingkan dengan motor dua tak lain di masanya, RX King memang punya keunikan tersendiri. Misalnya, Suzuki RGR 150 dan Kawasaki Ninja 150 juga populer, namun RX King memiliki kelebihan pada torsi menengah serta suara khas knalpot yang ikonik.
Konfigurasi bore dan stroke 58 x 50 mm membuatnya lebih bertenaga daripada saudara tuanya seperti RX 100 atau RX 125, yang ukurannya lebih kecil. Inilah alasan RX King dianggap sebagai puncak kejayaan seri RX.
RX King, dari Jalanan ke Dunia Kolektor
Meskipun sudah tidak diproduksi lagi, ukuran stroke Yamaha RX King tetap jadi perbincangan hangat di kalangan mekanik dan pecinta otomotif. Banyak yang menjadikan RX King sebagai motor koleksi, bahkan ada yang rela merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk unit dengan kondisi orisinal.
Di sisi lain, RX King juga sering dipakai sebagai basis modifikasi, baik untuk drag race, road race, hingga sekadar mempercantik tampilan retro. Mesin 135 cc dengan stroke 50 mm ini memang mudah dioprek, sehingga masih relevan hingga saat ini.
Bagi sebagian orang, RX King hanyalah motor tua. Namun bagi pecinta otomotif, detail teknis seperti ukuran stroke Yamaha RX King 50 mm adalah bukti kehebatan mesin dua tak yang pernah menguasai jalanan Indonesia.
Konfigurasi oversquare 58 x 50 mm membuat RX King punya tenaga buas, akselerasi cepat, dan suara knalpot yang melegenda. Inilah alasan mengapa meski sudah berhenti produksi, RX King tetap hidup di hati penggemarnya dan pantas menyandang gelar “Sang Raja Jalanan”.