motolineid.com – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, dua raksasa otomotif, Renault dan Volvo, memutuskan untuk bergabung dalam menciptakan sebuah start-up yang bertujuan membangun van listrik modular baru. Pengumuman kolaborasi ini dibuat pekan ini, di mana kedua perusahaan tersebut juga merilis gambaran konsep dari tiga kendaraan komersial pertama yang direncanakan akan meluncur pada tahun 2026.
Dilansir dari Drive pada Sabtu (6/4), Renault dan Volvo masing-masing memiliki 45 persen saham di perusahaan start-up yang diberi nama Flexis, dengan total investasi mencapai 300 juta euro atau sekitar Rp5,1 triliun selama tiga tahun ke depan.
Tidak hanya bekerja sama dengan perusahaan logistik dalam mengembangkan interior van listrik modular baru, Flexis juga berhasil menjalin kemitraan dengan perusahaan logistik asal Prancis, CMA CGM, yang kini memiliki 10 persen saham dalam bisnis ini.
Rencananya, pada tahun 2026, mereka akan melakukan investasi tambahan sebesar Rp2 triliun.
Dalam konferensi pers, diungkapkan bahwa ketiga van tersebut akan menggunakan platform ‘skateboard’ dengan baterai besar yang ditempatkan di bawah lantai kendaraan dan roda di setiap sudutnya.
Pabrik Renault Sandouville di Prancis akan menjadi lokasi produksi van ini, dengan rencana perekrutan sebanyak 550 karyawan dalam empat tahun ke depan.
Platform yang menawarkan modularitas tinggi ini akan dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memantau aktivitas dan kinerja pengiriman pengguna. Diharapkan, ini dapat mengurangi biaya penggunaan global bagi perusahaan logistik hingga 30 persen.
Flexis juga akan menjadi pionir dengan menghadirkan arsitektur 800 volt pertama di pasar untuk kendaraan kategori ini, yang akan meningkatkan kecepatan pengisian daya, dengan dua pilihan ukuran paket baterai.
Menurut perusahaan, pasar van listrik di Eropa diperkirakan akan tumbuh sebesar 40 persen setiap tahunnya hingga tahun 2030.
Dalam acara peluncuran, CEO Renault Group, Luca de Meo, menegaskan bahwa interior van Flexis telah dirancang untuk menjadi ramah pengguna dan efisien bagi operatornya.
Salah satu varian van, yang dirancang untuk penggunaan yang optimal, akan memiliki dimensi yang hampir sama dengan Renault Kangoo yang sudah ada, namun dengan garis atap yang lebih tinggi untuk memberikan total kapasitas kargo yang sebanding dengan Renault Trafic di segmen di atasnya.
“Kami berupaya memanfaatkan setiap detik interaksi antara pengemudi dan van, karena kami percaya bahwa setiap 30 detik yang berhasil kami hemat dalam pengiriman akan memberikan nilai tambah profitabilitas sebesar 1 persen bagi operator logistik,” ungkap de Meo.
Ia juga menyatakan bahwa van Flexis awalnya akan dijual dengan merek Renault Trucks, namun juga akan ditawarkan sebagai produk ‘label putih’ kepada merek mobil lain untuk didistribusikan ulang.
Kolaborasi antara Renault dan Volvo melalui Flexis menjanjikan revolusi di pasar van listrik dengan standar baru dalam hal modularitas, efisiensi, dan profitabilitas dalam transportasi komersial. Seiring dengan pergeseran ke solusi yang lebih berkelanjutan, inisiatif seperti Flexis menjadi langkah signifikan dalam membentuk lanskap otomotif untuk masa depan yang lebih hijau.