motolineid.com – Jack Miller, pembalap asal Australia, meninggalkan kesulitan yang dialami di Qatar dengan penampilan solidnya di Sirkuit Portimão. Dia finis kelima dalam kedua balapan Grand Prix dan Sprint Race. Ini merupakan penampilan bagus, dan pembalap Australia tersebut berhasil mengamankan poin kejuaraan pertamanya dengan hasil tersebut. Namun, penampilannya sedikit terlupakan oleh performa memukau lainnya: yang dimiliki oleh debutan Pedro Acosta.
Dengan comeback gemilang dari posisi ketujuh di grid, pembalap asal Spanyol berusia 19 tahun itu berhasil meraih podium pertamanya di MotoGP tanpa ada rasa takut pada Francesco Bagnaia, Marc Marquez, serta dua pembalap resmi KTM lainnya, yang keduanya finis di belakang RC16 #31 dari tim Red Bull GasGas Tech3.
“Sejujurnya, saya tidak punya kesempatan,” ungkap Jack di akhir balapan, seperti yang dilaporkan oleh rekan-rekan kami di Motorsport.com. “Pedro berkendara luar biasa. Begitu dia melewati Brad, dia langsung meningkatkan kecepatan. Brad dan saya sama-sama berusaha keras mengejar, tapi kami tidak bisa melakukan apa pun. Dia terlihat sangat baik di atas motor.”
Yang menarik perhatian Miller bukan hanya kemudahan Acosta dalam berkendara, tetapi juga gaya unik sang juara Moto2 bertahan.
“Dia tidak benar-benar duduk di atas motor, dia sering keluar dari motor. Semua bagian tubuhnya menyentuh tanah. Terlihat seperti kepala dia akan menyentuh tanah pada suatu saat. Gaya ini mengesankan, terutama saat Anda melihat dari belakang. Saya hanya bisa berharap bisa berkendara seperti itu. Mungkin saya sedikit kurang berstylis, “komentar Jack. “Dia berkendara dengan baik, dia bisa menempatkan motor di mana pun dia inginkan. Itu hal yang positif.”
Meskipun pembalap KTM itu secara bertahap memodifikasi gaya berkendara selama bertahun-tahun, dia yakin bahwa dia masih memiliki banyak hal untuk dipelajari dan siap belajar sebanyak mungkin dari pendatang baru itu.
“Kami telah meningkatkan KTM ini dengan jumlah yang luar biasa dalam 12 bulan terakhir, dan dia benar-benar memanfaatkannya. Sekarang kami perlu menggunakan dia sebagai target dan mencoba memahami apa yang dia lakukan dengan berbeda dan belajar darinya. Saya berusia 29 tahun tetapi masih belajar setiap balapan,” katanya, “Jika Anda melihat gaya saya pada tahun 2016, sampai dengan sekarang, gaya saya sudah berubah cukup banyak. Tapi tentu saja belum cukup, saya perlu terus bekerja. Saya akan kembali dan melakukan beberapa latihan Pilates lagi.”
Kisah perjalanan di lintasan MotoGP tidak hanya tentang balapan cepat dan akrobatik, tetapi juga tentang evolusi gaya berkendara dan semangat belajar dari yang lebih muda. Miller dan Acosta, dua pribadi yang mewakili generasi berbeda dalam balapan motor, menunjukkan bahwa di atas lintasan, pembelajaran dan inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari rival-rival di lintasan.