motolineid.com – Di tengah gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di Jakarta, VinFast, produsen mobil asal Vietnam, tampil dengan gaya yang memukau. Mereka tidak hanya memperkenalkan model baru mereka, tetapi juga membawa konsep unik dalam dunia otomotif Indonesia yaitu strategi sewa baterai untuk mobil listrik mereka.
Kehadiran VinFast di ajang tersebut tidak hanya sekadar menjadi peserta tambahan. Mereka berhasil menarik perhatian dengan strategi yang berbeda. Meskipun belum sepenuhnya siap dengan harga dan unit yang ditawarkan, VinFast telah menyebarkan informasi penting tentang penjualan dan kepemilikan mobil listrik mereka.
Salah satu hal yang menarik dari VinFast adalah sistem sewa baterai yang mereka tawarkan kepada konsumen. Dengan sistem ini, konsumen tidak perlu khawatir mengenai masa pakai dan garansi baterai mobil listrik di masa depan. Baterai tetap menjadi milik VinFast Indonesia, sehingga konsumen hanya perlu membeli unit mobil saja. Ketika ada masalah dengan baterai, konsumen tinggal menggantinya melalui Agen Pemegang Merek (APM) tanpa harus memikirkan biaya atau lama garansi baterai.
Menurut informasi yang diungkapkan oleh seorang tenaga penjual VinFast di acara IIMS 2024, biaya sewa baterai VinFast adalah Rp 1 juta per bulan, dengan jarak tempuh pemakaian 3 ribu km. Jika pemakaian melebihi 3 ribu km, akan ada tambahan biaya yang diinformasikan melalui aplikasi. Namun, jika tidak sampai 3 ribu km, konsumen akan membayar lagi dari nol pada bulan berikutnya.
Skema ini memang menarik perhatian, terutama mengingat kekhawatiran publik akan masa pakai dan garansi baterai mobil listrik. Namun, apakah skema ini akan sukses di Indonesia?
Di satu sisi, konsep sewa baterai bisa menjadi solusi bagi konsumen yang ingin memiliki mobil listrik tanpa harus memikirkan masalah baterai di masa depan. Namun, di sisi lain, konsumen dihadapkan pada ‘kewajiban’ sewa baterai setelah membeli mobil, yang bisa menjadi beban tambahan terutama bagi mereka yang membeli mobil secara kredit.
Hal ini menjadi berbeda dengan mobil konvensional, di mana konsumen hanya perlu membayar bahan bakar sesuai dengan yang digunakan. Namun, dengan adanya skema sewa baterai, konsumen harus membayar biaya tersebut terlepas dari seberapa sering mobil digunakan.
Meskipun demikian, kehadiran VinFast dengan konsep strategi sewa baterai ini membawa tantangan baru dan menggiring pasar otomotif Indonesia ke arah yang lebih ramah lingkungan dan inovatif. Kita harus menunggu dan melihat apakah konsep ini akan diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia ataukah masih butuh penyesuaian lebih lanjut. Yang pasti, VinFast telah membawa angin segar dan budaya baru dalam dunia otomotif Indonesia.