motoline.id – Setelah mengalami dua musim yang berat di MotoGP, Yamaha mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pada musim 2025. Sang bos tim, Massimo Meregalli, mengungkap bahwa peningkatan performa tim bukan hanya hasil dari satu proyek tunggal, melainkan dari kerja keras ganda: Yamaha kembangkan dua proyek mesin MotoGP yaitu mesin inline empat silinder saat ini dan merancang mesin prototipe V4 untuk masa depan.
Langkah ini menjadi bukti keseriusan pabrikan asal Jepang tersebut dalam kembali bersaing di barisan depan MotoGP, terutama menjelang regulasi baru mesin 850cc yang akan diberlakukan pada 2027.
Dua Arah, Satu Tujuan
Dalam wawancaranya dengan TNT Sport di ajang MotoGP Prancis, Meregalli menyebut proyek Yamaha saat ini sebagai pekerjaan ganda atau “double job”. Yamaha tidak hanya fokus pada pengembangan mesin inline-4 yang saat ini digunakan di musim 2025, tetapi juga mengembangkan mesin V4 prototipe yang direncanakan untuk debut pada 2026.
“Ini pekerjaan ganda karena kami mengembangkan motor yang ada sekarang sekaligus yang baru. Kami mencoba belajar dari keduanya.” kata Meregalli.
Pendekatan ini tidak hanya kompleks secara teknis, tetapi juga menantang secara logistik dan sumber daya. Meski demikian, hasil awal menunjukkan bahwa strategi ini mulai membuahkan hasil.
Performa Membaik di Musim 2025
Performa Yamaha di awal musim 2025 jauh lebih menjanjikan dibanding dua tahun sebelumnya. Fabio Quartararo, pembalap andalan Yamaha, sudah meraih dua pole position dari enam seri pertama, dan yang paling mencolok adalah keberhasilannya mengakhiri puasa podium dua tahun dengan finis kedua di MotoGP Spanyol.
Pencapaian ini menandai kembalinya Yamaha ke barisan terdepan setelah mengalami penurunan performa drastis sejak akhir 2022. Dalam konteks itu, mesin terbaru inline-4 yang dibawa ke MotoGP Prancis menjadi bagian penting dari kebangkitan tersebut.
“Spesifikasi mesin baru ini sedikit lebih bertenaga tanpa efek negatif, karena kehalusan akselerasi jauh lebih penting daripada tenaga murni.” jelas Meregalli.
Mesin Inline-4 Terbaru: Kecil Tapi Signifikan
Mesin inline-4 terbaru memang bukan revolusi besar, namun peningkatannya cukup terasa. Quartararo dan pembalap Yamaha lainnya merasakan perubahan positif saat diuji di Jerez sebelum digunakan di Le Mans. Yamaha akhirnya memutuskan untuk menggunakan spesifikasi baru itu secara penuh di GP Prancis.
“Ini pembaruan kecil lainnya karena kami terus menyempurnakan motor, termasuk elektroniknya.” lanjut Meregalli.
Tidak berhenti di situ, Yamaha juga akan melakukan uji coba privat di Misano dalam waktu dekat untuk mengevaluasi beberapa komponen baru yang akan mendukung performa motor di paruh kedua musim.
Mesin V4 untuk 2026: Menuju Era Baru
Salah satu langkah paling menarik Yamaha saat ini adalah pengembangan mesin V4, jenis mesin yang digunakan oleh mayoritas pabrikan papan atas MotoGP seperti Ducati, KTM, Honda, dan Aprilia. Yamaha selama ini dikenal sebagai satu-satunya tim besar yang masih mempertahankan mesin inline-4, yang lebih ringan dan memiliki karakteristik berbeda.
Namun, dengan hadirnya regulasi 850cc pada 2027, Yamaha melihat ini sebagai momen ideal untuk beralih ke konfigurasi V4, dengan debut kemungkinan besar dilakukan pada musim 2026.
Langkah ini tak hanya mencerminkan keinginan Yamaha untuk kompetitif secara teknis, tetapi juga menunjukkan keseriusan mereka dalam membaca arah perkembangan teknologi MotoGP.
“Usaha ini luar biasa karena kami semua terlibat bersama. Kini kami mulai melihat hasilnya, dan itu luar biasa.” kata Meregalli.
Persaingan Ketat di Klasemen Konstruktor
Yamaha saat ini berada di posisi keempat klasemen konstruktor, tertinggal tipis dari KTM yang berada di posisi ketiga. Berikut ini posisi klasemen konstruktor MotoGP 2025 setelah enam seri:
- Honda – 85 poin (terbantu oleh kemenangan Johann Zarco di GP Prancis)
- KTM – 76 poin
- Yamaha – 72 poin
- Aprilia – 65 poin
Catatan menarik lainnya, Yamaha saat ini hanya terpaut 52 poin dari total poin mereka sepanjang musim 2024, menunjukkan peningkatan pesat dari tahun ke tahun.
Sementara itu, Honda bahkan telah melampaui total poin 2024 mereka hanya dalam enam seri pertama 2025 — sebuah indikator betapa ketat dan cepatnya dinamika kompetisi musim ini.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski mulai menunjukkan tren positif, Yamaha masih harus menghadapi tantangan besar untuk menjaga momentum. Kestabilan performa, adaptasi teknologi baru, serta konsistensi pembalap menjadi faktor penting untuk tetap bersaing dengan Ducati dan Honda yang masih menjadi kekuatan dominan.
Fabio Quartararo sendiri tetap menjadi tumpuan utama Yamaha. Pembalap asal Prancis itu terlihat makin percaya diri dan vokal soal peningkatan motor. Kombinasi pengalaman Quartararo dan strategi teknis dua proyek mesin Yamaha bisa menjadi kunci kejayaan baru tim biru ini.
Yamaha sedang berada di titik kritis transisi, menggabungkan pembelajaran dari mesin lama dengan visi untuk masa depan. Langkah ganda ini tentu berisiko, namun juga bisa menjadi strategi jangka panjang yang sangat menguntungkan.
Jika mesin V4 benar-benar matang dan sesuai ekspektasi, serta mesin inline-4 saat ini terus mengalami perbaikan, bukan tidak mungkin Yamaha kembali menjadi kekuatan dominan di era baru MotoGP.
Dengan kepercayaan dari pembalap, konsistensi dalam pengembangan, dan hasil positif di trek, Yamaha sepertinya kembali ke jalur yang tepat. MotoGP 2025 bisa menjadi musim yang menentukan arah masa depan mereka — dan semuanya dimulai dari keberanian untuk mengerjakan dua proyek mesin secara bersamaan.