motoline.id – Franco Morbidelli telah menerima peringatan serius bahwa kariernya di MotoGP bisa segera berakhir jika ia tidak segera menunjukkan performa yang lebih baik. Pembalap asal Italia ini kini memasuki musim kedelapan di kelas premier, tetapi belum mampu mengulang pencapaian luar biasa yang membuatnya menjadi runner-up musim 2020. Kini, dengan bergabungnya Morbidelli ke tim VR46 Ducati, banyak pihak berharap bahwa ini bisa menjadi awal kebangkitan kariernya. Namun, waktu terus berjalan, dan tekanan semakin besar.
Neil Hodgson, analis MotoGP dari TNT Sports, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi Morbidelli. “Anda bisa melihat kariernya perlahan menghilang,” ujar Hodgson. “Dia mengalami cedera lutut, kemudian di Yamaha dia kalah telak dari rekan setimnya, Fabio Quartararo. Musim lalu tidak berjalan sesuai harapan, tetapi di pramusim, dia tampak berada di ujung tombak. Kita bisa melihat ada harapan kebangkitan di sana.”
Namun, sinyal negatif kembali terlihat dalam balapan di Thailand pekan lalu. Morbidelli dikenai penalti setelah mengganggu jalur balap Francesco Bagnaia dalam sesi latihan di Buriram. Akibat insiden ini, ia harus menjalani hukuman grid penalty dalam balapan utama. Situasi ini menegaskan bahwa konsistensi masih menjadi tantangan utama bagi Morbidelli.
Michael Laverty, mantan pembalap dan analis MotoGP, menyebut Morbidelli sebagai “sebuah enigma” dalam dunia balap. “Dia bisa sangat cepat ketika ia menginginkannya. Namun, dia juga mengalami masa-masa sulit. Saya percaya bahwa kepindahannya ke VR46, dengan sejarahnya bersama Valentino Rossi dan akademi, bisa menjadi seperti pulang ke rumah.”
Meski mengalami kesulitan dalam beberapa musim terakhir, Morbidelli masih memiliki potensi besar untuk bersinar. Perpindahannya ke VR46 memberinya kesempatan untuk kembali menemukan jati dirinya sebagai pembalap. Jika ia bisa tampil konsisten dan kompetitif, peluangnya untuk bertahan di MotoGP akan tetap terbuka. Namun, dengan kontraknya yang hanya berdurasi satu tahun, Morbidelli harus segera membuktikan bahwa dia masih layak berada di level tertinggi MotoGP.