motoline.id – Kabar mengejutkan datang dari dunia balap motor internasional. Sirkuit Buriram di Thailand, yang selama ini menjadi tuan rumah ajang MotoGP, dikabarkan Buriram terancam keluar dari kalender balap setelah musim 2026. Keputusan ini dikaitkan dengan kebijakan pemerintah Thailand yang enggan memperpanjang kontrak dengan Dorna Sports, penyelenggara MotoGP, dengan alasan biaya yang dianggap terlalu tinggi.
MotoGP Thailand: Dari Awal hingga Masa Depan yang Tak Pasti
Sirkuit Internasional Buriram, yang juga dikenal sebagai Chang International Circuit, mulai beroperasi pada tahun 2014 dan dirancang oleh arsitek ternama Hermann Tilke. Sejak pertama kali menggelar MotoGP pada 2018, sirkuit ini selalu menjadi ajang yang menarik banyak penonton. Bahkan, MotoGP Thailand 2025 yang menjadi balapan pembuka musim mencatat jumlah penonton fantastis, dengan total 224.634 orang hadir sepanjang akhir pekan dan 99.778 di antaranya menyaksikan balapan utama pada hari Minggu.
Namun, di tengah kesuksesan tersebut, muncul kabar bahwa kontrak penyelenggaraan MotoGP di Buriram tidak akan diperpanjang setelah 2026. Ketua Chang International Circuit, Newin Chidchob, mengonfirmasi bahwa Otoritas Olahraga Thailand (SAT) telah memberi tahu dirinya mengenai keputusan ini.
“Saya sangat menyesalkan keputusan ini, karena pemerintah hanya perlu menginvestasikan 500 juta baht per tahun (sekitar 15 juta USD), sementara sponsor swasta bersedia menyumbang 300 juta baht (sekitar 9 juta USD). Namun, acara ini menghasilkan pendapatan hingga 5 miliar baht bagi negara,” tulis Newin dalam unggahan di akun Facebook pribadinya.
Alasan di Balik Keputusan Thailand
Pemerintah Thailand berpendapat bahwa biaya untuk menjadi tuan rumah MotoGP terlalu mahal, meskipun pendapatan yang dihasilkan sangat besar. Isu ini semakin menjadi perbincangan setelah beredar rumor bahwa Thailand ingin menggelar ajang Formula 1. Beberapa pihak menduga bahwa pemerintah lebih memilih untuk mengalokasikan dana ke ajang balap mobil paling prestisius tersebut dibandingkan dengan MotoGP.
Meskipun demikian, gubernur Otoritas Olahraga Thailand, Dr. Kongsak Yodmanee, menyatakan bahwa negosiasi dengan Dorna Sports masih berlangsung. Hal ini memberi secercah harapan bagi para penggemar MotoGP Thailand yang tidak ingin kehilangan ajang balap favorit mereka.
Dampak Bagi MotoGP dan Pembalap Lokal
Keputusan ini tentu berdampak besar bagi dunia MotoGP, terutama bagi pembalap dan penggemar di Thailand. MotoGP Thailand telah menjadi salah satu balapan yang paling dinanti dalam kalender kejuaraan, dengan atmosfer yang luar biasa dan basis penggemar yang besar.
Selain itu, Thailand saat ini memiliki pembalap yang tengah berkompetisi di ajang Moto2, yakni Somkiat Chantra. Keberadaannya di kejuaraan dunia balap motor memberi harapan besar bagi perkembangan motorsport di Thailand. Jika MotoGP benar-benar dihapus dari kalender setelah 2026, kesempatan untuk membangun basis penggemar yang lebih kuat di negara ini bisa saja ikut terhambat.
Formula 1 di Thailand: Sebuah Alternatif atau Pengganti?
Rumor mengenai kehadiran Formula 1 di Thailand semakin menguat setelah kabar mengenai hengkangnya MotoGP dari Buriram. Thailand memiliki potensi besar untuk menggelar balapan F1, baik di sirkuit jalan raya di Bangkok maupun dengan memodifikasi Buriram agar memenuhi standar F1.
Namun, keputusan untuk menggantikan MotoGP dengan F1 tentu bukan tanpa risiko. MotoGP sudah memiliki basis penggemar yang besar di Thailand, sementara F1 masih dalam tahap awal untuk membangun popularitasnya di negara tersebut. Selain itu, biaya penyelenggaraan F1 jauh lebih tinggi dibandingkan MotoGP, sehingga pemerintah Thailand harus benar-benar mempertimbangkan keputusan ini secara matang.
Apa Selanjutnya?
Meskipun kabar ini telah menjadi viral, belum ada keputusan resmi dari pihak Dorna Sports maupun pemerintah Thailand terkait kelanjutan kontrak MotoGP di Buriram. Dengan negosiasi yang masih berlangsung, ada kemungkinan bahwa kesepakatan baru bisa dicapai untuk mempertahankan balapan di Thailand setelah 2026.
Para penggemar MotoGP di Thailand tentu berharap bahwa ajang ini tetap dipertahankan, mengingat besarnya antusiasme dan manfaat ekonomi yang dihasilkan. Jika tidak, dunia balap motor bisa kehilangan salah satu sirkuit yang paling menarik dan penuh aksi dalam kalender MotoGP.
MotoGP Thailand telah menjadi bagian penting dari kejuaraan dunia sejak 2018, dengan penonton yang selalu memadati tribun setiap tahunnya. Namun, keputusan pemerintah Thailand yang enggan memperpanjang kontrak dengan Dorna Sports membuat masa depan ajang ini menjadi tidak pasti.
Dengan kemungkinan kehadiran Formula 1 di Thailand, ada potensi bahwa pemerintah lebih memilih untuk fokus pada balapan jet darat dibandingkan MotoGP. Namun, dengan negosiasi yang masih berlangsung, masih ada peluang bagi MotoGP Thailand untuk tetap bertahan setelah 2026.
Bagi para penggemar balap, keputusan ini tentu menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Akankah MotoGP tetap menjadi bagian dari Thailand, atau kita akan melihat balapan ini berpindah ke negara lain di Asia Tenggara? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.