Jack Miller Sebut Perdebatan Mesin V4 vs Inline-4 di MotoGP Hanya Sekadar Tren

Mesin V4 vs Inline-4 di MotoGP

motoline.id – MotoGP kembali memanas dengan perdebatan klasik antara mesin V4 vs inline-4 di MotoGP, terutama setelah Yamaha mengumumkan pengembangan mesin V4 pertama mereka dalam era modern. Namun, pembalap Pramac Yamaha, Jack Miller, menegaskan bahwa perdebatan ini tidak lebih dari sekadar tren yang akan berlalu. Menurutnya, performa motor tidak hanya ditentukan oleh konfigurasi mesin, tetapi lebih kepada bagaimana pembalap memahami karakteristik motor tersebut.

Jack Miller: V4 vs Inline-4 Hanya Tren Sementara

Dalam sesi tes pramusim di Sepang, Malaysia, Jack Miller menanggapi pertanyaan mengenai adaptasinya dari mesin V4 ke inline-4. Sebelumnya, Miller telah menunggangi motor dengan mesin V4 di Honda, Ducati, dan KTM sebelum akhirnya bergabung dengan Yamaha yang menggunakan mesin inline-4.

Read More

“Tidak terlalu banyak [perubahan]. Setiap motor memiliki gaya berkendara yang berbeda,” kata Miller. “Sebagai pembalap, Anda harus memahami apa yang dibutuhkan motor. Gaya berkendara saya tidak berubah, saya hanya menyesuaikan diri dengan apa yang motor izinkan.”

Menurutnya, mesin inline-4 Yamaha saat ini cukup kompetitif. Perbedaan tenaga dan karakteristik power curve antara inline-4 dan V4 memang signifikan, tetapi bukan berarti satu lebih unggul dari yang lain. Miller juga menegaskan bahwa ia pernah mengendarai berbagai jenis mesin, mulai dari screamers, big bangs, hingga inline-4, dan semuanya memiliki keunggulan serta kelemahannya masing-masing.

“Yang penting adalah bagaimana motor memberikan performa terbaiknya,” tambahnya. “Saya percaya bahwa perdebatan tentang ‘harus menggunakan V4 atau tidak’ hanyalah tren. Tidak ada aturan yang menyatakan bahwa V4 adalah satu-satunya pilihan.”

Fabio Quartararo: V4 Bukan Solusi Segalanya

Pendapat Miller ini sejalan dengan pernyataan rekan setimnya, Fabio Quartararo. Juara dunia MotoGP 2021 itu menegaskan bahwa pengembangan mesin V4 bukanlah solusi instan bagi Yamaha. Ia menunjuk pada Honda sebagai contoh, di mana pabrikan Jepang tersebut telah menggunakan mesin V4 selama bertahun-tahun tetapi masih tertinggal dalam persaingan.

Yamaha telah menghadapi kritik selama beberapa musim terakhir karena bertahan dengan mesin inline-4 sementara semua pabrikan lain menggunakan V4. Namun, dalam tes Sepang, performa motor M1 terlihat mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terutama terlihat dari performa Quartararo, yang bahkan menarik perhatian bos tim Ducati, Davide Tardozzi.

Performa Yamaha di Sepang dan Prospek Musim 2025

Tes pramusim di Sepang menunjukkan bahwa Yamaha telah membuat langkah maju dengan M1. Quartararo mencatatkan waktu yang kompetitif dan menunjukkan bahwa pengembangan yang dilakukan sejauh ini membuahkan hasil. Meski masih perlu peningkatan lebih lanjut, Yamaha tampaknya lebih siap untuk bersaing di musim 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sesi tes akan berlanjut di Buriram, Thailand, pada 12-13 Februari sebelum musim dimulai di sirkuit yang sama pada 28 Februari – 2 Maret. Hasil dari tes Buriram akan semakin menentukan seberapa siap Yamaha dalam menghadapi musim baru.

Perdebatan mengenai V4 dan inline-4 akan terus berlanjut, tetapi pernyataan Jack Miller memberikan perspektif menarik: teknologi hanyalah satu bagian dari persamaan. Pembalap yang mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan karakter motor tetap menjadi faktor kunci dalam menentukan kesuksesan di lintasan.

Dengan peningkatan performa Yamaha dan pernyataan Miller yang menegaskan bahwa perdebatan ini hanyalah tren sementara, MotoGP 2025 tampaknya akan menjadi musim yang menarik untuk disaksikan. Akankah Yamaha membuktikan bahwa inline-4 masih bisa bersaing di level tertinggi? Atau justru mereka akhirnya beralih ke V4 dalam waktu dekat? Semua pertanyaan ini akan mulai terjawab saat musim resmi dimulai di Buriram.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *