motoline.id – Francesco “Pecco” Bagnaia datang ke MotoGP Belanda 2025 di sirkuit Assen dengan semangat membara dan optimisme yang kembali menyala. Juara dunia dua kali MotoGP ini percaya bahwa akhir pekan yang produktif di Mugello menjadi titik balik dalam upayanya untuk kembali menemukan performa terbaik bersama Ducati GP25.
Meski hanya finis keempat dalam balapan kandangnya di Italia, Bagnaia melihat ada banyak hal positif yang bisa dibawa ke seri Belanda. Terutama dari pertempuran singkat yang ia lakukan dengan rekan setimnya, Marc Marquez, di lap-lap awal balapan. “Saya bisa bertarung dengan Marc untuk pertama kalinya musim ini. Hanya tujuh lap, tapi tujuh lap lebih baik daripada nol,” ujar Bagnaia kepada MotoGP.com dengan nada puas.
Perubahan Kecil, Dampak Besar
Salah satu tantangan utama Bagnaia musim ini adalah kurangnya rasa percaya diri pada bagian depan motornya. Pergerakan liar dari ban depan menjadi isu yang konsisten sejak awal musim, membuat sang juara bertahan kesulitan tampil konsisten. Namun, tim Ducati berhasil menemukan beberapa solusi teknis di Mugello.
“Kami membuat motor sedikit lebih tenang. Lebih stabil. Ini penting,” jelas Bagnaia. “Kami melakukan beberapa perubahan kecil yang memberi pengaruh cukup signifikan. Dan itu akan kami bawa ke Assen.”
Meskipun di Mugello mereka tidak bisa menggunakan cakram rem depan berukuran besar 355mm seperti saat di Aragon karena layout sirkuit yang mengalir, perubahan setup lainnya terbukti mampu meningkatkan stabilitas motor secara keseluruhan.
Assen: Tanah Kejayaan Bagnaia
Assen bukanlah sirkuit asing bagi Bagnaia. Ia mencetak kemenangan grand prix pertamanya di kelas Moto3 di sana pada tahun 2016. Lebih dari itu, ia belum pernah terkalahkan dalam tiga edisi terakhir MotoGP Belanda dan juga mengklaim kemenangan Sprint di tahun 2024.
“Sirkuit ini selalu spesial bagi saya. Layout-nya sangat saya sukai dan sesuai dengan gaya balap saya,” ungkapnya. “Saya ingin memulai akhir pekan ini dengan senyum dan mencoba menikmatinya. Kami sedang bangkit.”
Dengan suhu udara yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan Mugello, kondisi lintasan Assen diprediksi akan lebih bersahabat. Bagnaia pun berharap hal ini bisa memperkuat peluangnya untuk kembali naik podium.
Mental Juara, Fokus ke Depan
Saat ini, Bagnaia duduk di posisi ketiga klasemen sementara, tertinggal 110 poin dari pemimpin klasemen Marc Marquez dan 70 poin dari Alex Marquez yang tampil konsisten bersama tim Gresini. Meski jaraknya cukup jauh, Pecco belum menyerah.
“Saya tahu situasinya tidak ideal. Tapi saya merasa kami mulai menemukan jalan yang tepat. Fokus saya bukan pada poin saat ini, tapi bagaimana terus memperbaiki performa,” kata Bagnaia dengan tegas. “Kami sedang membangun kembali fondasi yang kuat untuk paruh kedua musim ini.”
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan kerja yang berbeda. Jika biasanya Ducati GP25 diatur dengan pendekatan agresif, kini mereka mulai mencoba setup yang lebih halus untuk mengurangi risiko kehilangan grip dan pergerakan liar dari ban depan.
Persaingan Sengit di Kandang Klasik
MotoGP Belanda 2025 diyakini akan menyuguhkan persaingan ketat. Selain Marc dan Alex Marquez, para pembalap seperti Fabio Quartararo, Jorge Martin, dan Enea Bastianini juga diprediksi tampil kompetitif. Namun, Bagnaia percaya bahwa konsistensi dan kesabaran adalah kunci.
“Dalam balapan seperti ini, kadang kamu tidak perlu terlalu ngotot sejak awal. Yang penting adalah menjaga ritme dan memahami kapan harus menyerang,” ujarnya.
Marc Marquez, rival sekaligus rekan satu garasi Bagnaia, tampil sangat kuat di Mugello dan menjadi ancaman utama dalam perebutan gelar musim ini. Namun, Pecco tidak merasa gentar. Justru, ia menjadikan duel di Mugello sebagai motivasi tambahan.
“Tujuh Lap Itu Titik Balik”
Kalimat “seven laps better than zero” mungkin terdengar sederhana, tapi bagi Bagnaia, itu adalah simbol harapan. Di tengah musim yang penuh tekanan dan ekspektasi, bisa bertarung dengan Marquez selama tujuh lap sudah menjadi bukti bahwa ia masih bisa kompetitif.
“Saya ingin membangun momentum dari situ. Rasanya seperti saya dan tim menemukan cahaya di ujung terowongan,” katanya. “Sekarang waktunya kami menyambut balapan di Assen dengan energi baru.”
Dengan performa yang mulai stabil, sirkuit yang cocok dengan gaya balapnya, dan cuaca yang mendukung, semua faktor tampaknya mulai bersatu untuk memberi Pecco peluang emas membalikkan keadaan.
Francesco Bagnaia bukan tipe pembalap yang mudah menyerah. Ia telah membuktikan berkali-kali bahwa dalam kondisi sulit pun, ia bisa bangkit. MotoGP Belanda 2025 bisa menjadi babak baru dalam perjuangannya mempertahankan gelar juara dunia.
“Yang terpenting bagi saya saat ini adalah terus menikmati prosesnya. Karena ketika saya menikmati balapan, saya bisa tampil maksimal,” pungkasnya.
Dengan motivasi tinggi dan perbaikan teknis yang menjanjikan, jangan kaget jika Pecco Bagnaia kembali naik podium — atau bahkan meraih kemenangan keempat berturut-turut di Assen.