Ai Ogura Belajar Banyak di MotoGP Prancis, Modal Yang Bagus Untuk Seri Selanjutnya

Ai Ogura

 

motoline.id – Pembalap debutan dari Trackhouse Racing Aprilia, Ai Ogura, mencatat pengalaman pertama yang penuh warna dalam balapan flag-to-flag di ajang MotoGP Prancis 2025. Meskipun hasil akhir “hanya” berada di posisi ke-10, Ogura menyebut balapan di sirkuit Le Mans tersebut sebagai “rumit tapi cukup menyenangkan” — dan yang terpenting, penuh pelajaran berharga.

Read More

Lintasan Basah Jadi Tantangan Besar

Balapan yang berlangsung akhir pekan lalu menjadi momen kedua musim ini di mana Ogura harus menghadapi kondisi lintasan basah. Sebelumnya, saat Grand Prix Americas (COTA), Ogura sudah mencicipi tantangan hujan, meskipun situasinya tak berujung pada balapan penuh karena adanya start aborted setelah beberapa pembalap memilih ban kering secara prematur.

Namun, di Le Mans, Ogura benar-benar harus menyelesaikan balapan flag-to-flag, dengan segala dinamika strategi, perubahan kondisi cuaca, dan pergantian motor yang mendebarkan. Untuk pembalap rookie, ini adalah ujian nyata — tidak hanya soal skill mengendalikan motor di permukaan licin, tapi juga tentang ketepatan strategi dan keputusan cepat di lintasan.

“Balapannya cukup menyenangkan. Ini adalah salah satu balapan paling rumit musim ini.” ujar Ogura kepada situs resmi MotoGP.

Dua Penalti dan Satu Pelajaran Berharga

Salah satu momen paling menarik dalam balapan Ogura adalah ketika ia harus menjalani dua penalti long lap. Hukuman itu dijatuhkan karena ia mengganti motor sebelum lap pemanasan (warm-up lap), sebuah pelanggaran teknis dalam peraturan flag-to-flag.

Namun alih-alih putus asa, Ogura tetap tenang dan memanfaatkan situasi sebagai ajang pembelajaran. Ia mengaku tidak terlalu fokus pada strategi sendiri, melainkan lebih memilih mengikuti keputusan rider lain di sekitarnya — sesuatu yang cukup umum dilakukan oleh pembalap baru dalam kondisi tak terduga.

“Saya hanya menyesuaikan pergantian motor dengan kondisi, dan mengikuti apa yang dilakukan pembalap lain di depan saya.”

Lebih dari setengah balapan, Ogura menunggangi motor dengan ban hujan, sesuatu yang menurutnya sangat berguna karena ia memang membutuhkan lebih banyak jam terbang di atas motor dalam kondisi basah.

“Pengalaman menggunakan ban basah adalah hal yang saya butuhkan. Jadi hari ini terasa cukup oke dan menambah pengalaman, itu bagus.”

Pembelajaran Kolektif Para Rookie

Menariknya, Ogura bukan satu-satunya pembalap debutan yang mengadopsi strategi “ikut arus”. Fermin Aldeguer, pembalap dari Gresini Ducati yang juga rookie musim ini, mengambil pendekatan serupa — dan bahkan berhasil naik podium di Le Mans.

Aldeguer juga menjalani dua long lap penalty, namun ia tetap konsisten dan cepat dalam kondisi lintasan berubah-ubah. Hasilnya? Ia mencatat podium pertamanya di balapan utama, sekaligus mengukir sejarah sebagai rookie pertama musim ini yang naik podium dalam balapan sprint dan race utama.

Langkah berani Aldeguer membuatnya kini memimpin klasemen Rookie of the Year dengan 48 poin, unggul lima angka dari Ogura yang mengoleksi 43 poin di posisi ke-10 secara keseluruhan.

Sementara itu, satu lagi rookie, Somkiat Chantra dari LCR Honda, absen dari MotoGP Prancis karena masih dalam masa pemulihan usai menjalani operasi arm pump setelah GP Spanyol.

Trek Le Mans: Kawah Candradimuka Pembalap Baru

Sirkuit Bugatti Circuit di Le Mans memang dikenal sebagai lintasan dengan cuaca yang tidak bisa diprediksi. Dalam satu akhir pekan saja, pembalap bisa menghadapi suhu dingin, hujan ringan, hujan lebat, hingga kondisi kering dengan cepat. Dalam dunia MotoGP, hal seperti ini dikenal sebagai “balapan cuaca campuran” — dan Le Mans adalah salah satu yang paling menantang.

Bagi pembalap debutan seperti Ogura dan Aldeguer, pengalaman seperti ini jauh lebih berharga daripada sekadar angka poin. Mereka belajar membaca lintasan, mengatur grip ban dalam kondisi licin, menjaga suhu ban hujan, hingga mengambil keputusan cepat dalam waktu yang sangat terbatas.

Ogura: Debutan yang Menjanjikan

Meskipun datang dari latar belakang Moto2, Ai Ogura telah menunjukkan potensi besar sejak awal musim 2025. Di beberapa seri awal, ia mampu bertarung di posisi tengah dengan pembalap papan atas. Dengan gaya membalap halus dan kecerdasan membaca ritme, Ogura mulai membangun reputasi sebagai salah satu rookie paling adaptif tahun ini.

Penampilannya di Le Mans juga mendapat pujian dari para pengamat MotoGP karena mampu menyelesaikan balapan sulit tanpa insiden, sesuatu yang bahkan tak selalu bisa dicapai oleh pembalap senior dalam kondisi flag-to-flag.

Apa Selanjutnya?

Musim MotoGP 2025 masih panjang, dan banyak lintasan menantang menanti. Namun, pengalaman Le Mans akan menjadi modal berharga bagi Ogura. Setelah mencicipi balapan di lintasan basah, ia kini memiliki kepercayaan diri lebih untuk menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem di seri-seri berikutnya — seperti Sachsenring di Jerman atau Silverstone di Inggris.

Selain itu, duel antar-rookie juga semakin menarik untuk disimak. Aldeguer dengan gaya agresif dan mental baja, Ogura dengan pendekatan analitis dan presisi tinggi. Keduanya menjanjikan pertarungan panjang dalam perebutan gelar Rookie of the Year musim ini.


MotoGP Prancis 2025 tak hanya menyajikan adu kecepatan, tetapi juga drama, strategi, dan pelajaran hidup bagi para pembalap muda. Ai Ogura, dengan segala keterbatasan pengalaman di kondisi basah, menunjukkan ketangguhan mental dan kemauan belajar yang luar biasa.

Ia mungkin belum naik podium, tapi ke-10 yang diraihnya di Le Mans adalah kemenangan dalam bentuk lain — sebuah lompatan besar dalam kurva pembelajarannya sebagai pembalap MotoGP.

Dan seperti kata Ogura sendiri, balapan ini memang rumit… tapi juga cukup menyenangkan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *