motoline.id – Honda mulai bangkit? mungkin pertanyaan ini muncul dibenak para pecinta MotoGP setelah menemukan titik terang dalam tes pramusim MotoGP 2025 di Buriram. Setelah kesulitan besar musim lalu, pabrikan asal Jepang ini tampaknya menemukan celah optimisme yang bisa mereka manfaatkan. Luca Marini, pembalap anyar Honda, menjadi sorotan utama setelah mencatat waktu yang menjanjikan di sesi tes ini.
Luca Marini dan Harapan Baru Honda
Dalam beberapa musim terakhir, Honda mengalami kesulitan besar, terutama setelah kepergian Marc Marquez dari tim pabrikan. Namun, dengan hadirnya Marini, mereka mungkin mulai menemukan kembali daya saingnya.
Marini menunjukkan performa mengesankan pada Hari 1 tes pramusim di Buriram, mencatatkan waktu yang cukup kompetitif. Dorna Sports’ Louis Suddaby mengungkapkan bahwa empat pembalap yang mampu mencatatkan waktu di kisaran 1 menit 29 detik rendah adalah Alex Marquez, Marc Marquez, Pedro Acosta, dan Luca Marini. Hal ini membuktikan bahwa Honda masih memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh.
“Dari tes di Sepang sudah terlihat bahwa dalam hal jarak tempuh balapan dan simulasi panjang, Honda masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tetapi kecepatan satu lap mereka kini mulai mendekati para rival,” ujar Suddaby.
Komentar tersebut diperkuat oleh Jack Appleyard yang menyoroti catatan waktu Marini sebagai tanda positif bagi Honda.
“Setelah dua setengah jam sesi berlangsung, dengan suhu yang cukup tinggi, Marini hanya tertinggal tiga persepuluh detik dari rekor terbaik Honda di sirkuit ini. Itu adalah tanda yang sangat positif,” ungkapnya.
Bahkan Joan Mir dan Johann Zarco berhasil mencatatkan waktu lebih cepat dari rekor terbaik Honda sebelumnya di Sepang, menandakan adanya progres yang cukup signifikan.
Eksperimen Honda: Gagal atau Masih Dalam Uji Coba?
Salah satu elemen menarik dalam tes pramusim ini adalah eksperimen Honda dan KTM dengan unit jok baru. Inovasi ini dimaksudkan untuk mengurangi masalah getaran pada bagian belakang motor yang menjadi salah satu penyebab utama ketidakstabilan mereka di musim sebelumnya.
Namun, ada indikasi bahwa Honda dan KTM mulai meninggalkan pendekatan ini setelah Buriram. Appleyard menjelaskan bahwa hanya Somkiat Chantra yang masih menggunakan unit jok baru tersebut, sementara Mir, Zarco, dan Marini memilih kembali ke setelan lama.
“Dapat dikatakan bahwa saat ini arah pengembangan lebih mengarah pada memulai musim tanpa unit jok baru itu,” kata Appleyard.
Kondisi serupa juga terlihat di kubu KTM, di mana Brad Binder dan Pedro Acosta tidak lagi menggunakannya, sementara Enea Bastianini juga belum terlihat mencobanya. Maverick Vinales menjadi satu-satunya pembalap yang masih terus bereksperimen dengan inovasi ini.
Appleyard menambahkan, “Unit jok baru itu merupakan salah satu inovasi terbesar yang muncul di Sepang, dengan baik Honda maupun KTM mencoba mengatasi masalah yang menghambat mereka musim lalu. Tetapi jika sebagian besar pembalap tidak lagi menggunakannya di Buriram, bisa dibilang inovasi ini belum terbukti efektif.”
Dengan banyaknya pembalap yang memilih untuk tidak menggunakannya, muncul pertanyaan: apakah inovasi ini benar-benar gagal atau masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut? Jika terbukti tidak memberikan keuntungan signifikan, bukan tidak mungkin Honda dan KTM akan mengalihkan fokus mereka ke aspek lain dalam pengembangan motor.
Honda Mulai Menutup Kesenjangan dengan Rival
Meskipun masih jauh dari kata sempurna, perkembangan Honda di Buriram menjadi titik balik yang menjanjikan bagi pabrikan yang selama ini mendominasi MotoGP sebelum mengalami keterpurukan. Performa Marini dalam catatan waktu satu lap menjadi bukti bahwa ada potensi yang bisa digali lebih dalam oleh Honda.
Jika Honda mampu mempertahankan dan mengembangkan performa ini, mereka mungkin bisa mulai mengancam dominasi Ducati yang masih menjadi favorit musim ini. Namun, tantangan sesungguhnya bagi Honda bukan hanya soal kecepatan satu lap, melainkan juga ketahanan dan konsistensi dalam balapan penuh.
Pembalap Honda lainnya, Joan Mir, menegaskan bahwa meskipun ada peningkatan, mereka masih memiliki banyak hal yang harus diperbaiki sebelum benar-benar bisa bersaing untuk podium secara reguler.
“Kami sudah menemukan beberapa aspek positif, terutama dalam hal kecepatan satu lap, tetapi dalam balapan panjang kami masih kesulitan. Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan,” ujar Mir.
Dengan hasil yang mereka peroleh di Buriram, Honda mungkin masih jauh dari kejayaan masa lalu mereka, tetapi setidaknya ada secercah harapan yang bisa mereka bangun. Marini, Mir, dan Zarco menunjukkan bahwa ada potensi besar dalam proyek pengembangan motor mereka, meskipun masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Dengan musim yang akan segera dimulai, tantangan terbesar bagi Honda adalah mempertahankan momentum ini dan terus mencari cara untuk meningkatkan performa mereka dalam balapan penuh. Jika mereka berhasil melakukannya, bukan tidak mungkin Honda akan kembali menjadi salah satu kekuatan dominan di MotoGP.
Kini, semua mata akan tertuju pada seri pembuka musim di Buriram pada 28 Februari – 2 Maret. Apakah Honda bisa menerjemahkan potensi mereka dalam balapan sesungguhnya? Kita tunggu jawabannya di lintasan nanti!