motoline.id – Dalam dunia otomotif, terutama pada motor, istilah bore dan stroke sering kali menjadi bahan perbincangan. Bore mengacu pada diameter silinder mesin, sementara stroke adalah panjang langkah piston dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Kombinasi kedua ukuran ini tidak hanya menentukan kapasitas mesin, tetapi juga karakteristik performa sebuah motor. Yamaha, sebagai salah satu produsen motor terkemuka, selalu memperhatikan konfigurasi bore dan stroke pada setiap produknya untuk menghasilkan performa optimal. Karakterisitik Bore Stroke Yamaha pastinya akan disesuaikan dengan penggunaan motor tersebut diperuntukkan apa.
Karakterisitik Bore Stroke Yamaha
Secara umum, Yamaha merancang motor-motornya dengan dua konfigurasi utama bore dan stroke:
- Overbore (Bore lebih besar dibanding stroke)
Motor dengan rasio overbore memiliki diameter silinder yang lebih besar daripada panjang langkah piston. Contohnya adalah motor sport seperti Yamaha R15 dengan spesifikasi bore 58 mm dan stroke 58.7 mm (hampir square engine). Motor dengan konfigurasi ini biasanya:- Unggul di putaran tinggi, menghasilkan tenaga maksimal yang lebih besar.
- Cocok untuk gaya berkendara agresif dan kecepatan tinggi.
- Undersquare (Stroke lebih panjang dibanding bore)
Pada motor jenis ini, panjang langkah piston lebih besar dibanding diameter bore. Contohnya adalah motor bebek Yamaha Jupiter Z1 dengan bore 50 mm dan stroke 57.9 mm. Motor dengan konfigurasi ini biasanya:- Memiliki torsi besar di putaran rendah hingga menengah, ideal untuk penggunaan harian.
- Efisien bahan bakar dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh.
Pengaruh Bore dan Stroke terhadap Kinerja Motor Yamaha
- Kapasitas Mesin (CC)
Kapasitas mesin dihitung berdasarkan bore, stroke, dan jumlah silinder. Sebagai contoh, Yamaha NMAX dengan mesin 155 cc memiliki bore 58 mm dan stroke 58.7 mm, menjadikannya motor yang hampir seimbang antara putaran tinggi dan torsi rendah. - Karakter Mesin
- Motor dengan bore besar (overbore) seperti Yamaha MT-15 lebih responsif di putaran atas, cocok untuk penggemar kecepatan.
- Motor dengan stroke panjang (undersquare) seperti Yamaha MX King lebih bertenaga di putaran bawah, ideal untuk penggunaan di medan perkotaan.
- Efisiensi Bahan Bakar
Motor dengan stroke panjang biasanya lebih hemat bahan bakar karena menghasilkan tenaga lebih besar tanpa harus meningkatkan putaran mesin.
Yamaha dan Inovasi Mesin Bore-Stroke Seimbang
Yamaha juga memperkenalkan motor dengan konfigurasi square engine (bore dan stroke hampir sama) untuk memberikan keseimbangan antara torsi dan tenaga. Contohnya adalah Yamaha Aerox 155 yang menggunakan mesin dengan bore 58 mm dan stroke 58.7 mm, menghasilkan performa yang serbaguna, baik untuk akselerasi maupun kecepatan tinggi.
Pemahaman tentang ukuran bore dan stroke sangat penting dalam memilih motor Yamaha yang sesuai dengan kebutuhan. Apakah Anda lebih menyukai akselerasi cepat dengan motor sport overbore atau torsi besar untuk penggunaan harian dengan motor undersquare? Yamaha telah menyediakan beragam pilihan motor dengan konfigurasi bore dan stroke yang disesuaikan untuk setiap gaya berkendara.
Jadi, motor Yamaha mana yang menjadi favorit Anda berdasarkan karakteristik mesinnya?